SELAMAT DIRGAHAYU NEGERI KU YANG KE 72 - INDONESIA KERJA BERSAMA - DISIPLIN DAN BERBUDAYA

Monday, 30 May 2016

tahanan isolasi

Dielectric Absorption Test

The Dielectric Absorption (or Time-Resistance) test is an extension of the insulation resistance test where instead of a spot test, the testing device is applied to the insulation for up to 10 minutes. The idea is that the insulation resistance should increase over time as the atoms in the insulation are polarised by the IR tester's applied DC voltage (i.e. they line up with the applied electric field).
When the testing device is applied to an insulation system, there are generally three types of current flow:
  • Leakage current is the resistive current that flows through the insulation and is what is being measured by the IR tester. Obviously, a lower leakage current implies an insulation system in better condition. The leakage current should stay more or less constant over the test period.
  • Capacitive charging current is the current that flows upon application of the DC voltage to charge the capacitance between insulation system under test and earth. This will draw a high current in the first instance before dropping off quickly to zero as the capacitor is charged (i.e. within 1s)
  • Dielectric absorption current is the polarising current that is drawn by the insulation system (dielectric) to align the dipoles within the dielectric with the applied electric field. This current draws a high current initially but then gradually drops off as the dipoles in the dipole become increasingly polarised (i.e. in the order of 5 to 10 minutes).
There are two commonly used tests:

Dielectric Absorption Ratio (DAR)

In this test, the testing device is applied and IR measurements are taken after 30 seconds and 60 seconds. The dielectric absorption ratio (DAR) is calculated as:
DAR = \frac{R_{60}}{R_{30}}
where  R_{30} \,  and  R_{60} \,  are the IR test measurements at 30 and 60 seconds respectively (Ω
A general guide to interpreting the DAR test results are as follows:
DARInsulation Condition
<1.25Questionable
\leq1.6Adequate
>1.6Good

Polarisation Index (PI)

In this test, the testing device is applied and IR measurements are taken at 1 minute and 10 minutes. The polarisation index (PI) is calculated as:
PI = \frac{R_{600}}{R_{60}}
where  R_{60} \,  and  R_{600} \,  are the IR test measurements at 1 and 10 minutes respectively (Ω
A general guide to interpreting the PI test results are as follows:
PIInsulation Condition
<1Dangerous
<2Questionable
<4Good
>4Excellent

References

Pengujian tahanan isolasi

Anda mungkin sudah akrab dengan tes ketahanan isolasi (lebih umum dikenal dengan sebutan megger). Tes ini memainkan peran penting dalam pemeliharaan kabel, tetapi apakah kita menyadari bahwa hal itu juga dapat membantu kita dalam mencegah kegagalan motorik yang tak terduga? Tidak hanya motor yang rentan terhadap suhu isolasi yang berlebihan, kelembaban, kotoran, uap korosif, getaran, minyak, dan penuaan, tetapi juga harus mampu bertahan terhadap lonjakan VFD dan normal inrush current. Sebuah program pengujian ketahanan isolasi yang konsisten dapat memberikan penghematan cukup besar dan peningkatan masa kerja/uptime motor.
Pengujian Isolasi Motor Listrik (Ari Sulistiono)
Pengujian juga mengurangi limbah sumber daya untuk pemeliharaan. Misalnya, stamping dan pabrik perakitan mengganti motor 250Hp Air System Plant dengan motor rewinding yang dibeli dari sebuah toko lokal. Setelah berjibaku untuk memasang motor ke tempatnya, terminasi atau koneksi kabel, dan pengaturan posisi kopling, kru pemeliharaan mencoba untuk memulai motor, tetapi ternyata motor tidak memberikan respon sama sekali. Bengkel servis motor listrik ternyata telah salah kirim model serupa yang sebenarnya masih perlu di-rewindning ulang. Akhirnya motor harus kembali dibongkar dan dibawa ke bengkel servis motor listrik. Dari kasus ini staf maintenance sebenarnya bisa mencegah keterlambatan penggantian motor yang terjadi disana serta hilangnya waktu produksi dengan cukup melakukan tes ketahanan isolasi yang sederhana sebagai syarat penerimaan motor listrik sebelum dipasang.
PENGUJIAN OTOMATIS VS PENGUJIAN MANUAL.
Tes ketahanan isolasi secara otomatis (online) dapat menghemat waktu pemeliharaan = menghemat uang, tetapi tes otomatis tidak dapat menggantikan kebutuhan tes manual. Misalnya, Anda harus melakukan tes resistansi isolasi saat kita menerima motor baru atau hasil rewinding. Setiap kali mengambil motor keluar dari bengkel servis, kita harus selalu menguji gulungan motor sebelum melakukan terminasi kabel motor. Jika Anda melakukan pemeliharaan dengan pemadaman listrik, pengujian manual adalah pilihan yang terbaik.
Hasil pengujian secara otomatis ataupun manual, data hasil uji harus disimpan guna menghasilkan grafik trend performa motor listrik. Pada proses ini metode manual bisa jadi sangat lama guna mendapati grafik hasil pengujian dan bisa digunakan metode uji otomatis, bisa menggunakan “CMMS” atau perangkat lunak serupa. Selalu gunakan hasil hanya dari tes dilakukan pada tegangan uji yang sama untuk periode yang sama, dan di bawah kondisi suhu dan kelembaban yang sama supaya hasil grafik yang didapat senantiasa valid, komprehensif serta mudah dianalisa kejanggalan yang ada.
TEGANGAN UJI.
Di jaman sekarang ini, megohmmeters kebanyakan sudah menggunakan tegangan DC atau cukup dengan baterry. Keunggulan utama dari alat tes DC salah satunya yaitu alat tes lebih kecil dan lebih ringan, alat uji tidak merusak obyek yang diuji (nondestructive testing), dan mampu menyusun data historis/rekaman riwayat hasil pengujian-pengujian yang telah dilakukan.
Tabel Tegangan Uji (Ari Sulistiono)
Pengujian dengan tegangan AC nilai tegangan uji biasanya dua kali tegangan pada nameplate ditambah 1.000V. Bila menggunakan tegangan DC, megohmmeters yang biasa kita gunakan saat ini, tegangan uji cukup pada dua kali tegangan nameplate. Tabel (kanan) memberikan nilai tegangan uji yang direkomendasikan. Meski demikian, sebaiknya tetap menghubungi pabrikan untuk mengetahui nilai tegangan uji yang direkomendasikan.
TEST CONNECTIONS.
Sebelum memulai pengujian, kebumikan/ground-kan terminal starter, frame, dan poros motor. Jika Anda menguji motor DC, angkat sikat keluar. Discharge/buang muatan medan pada gulungan dengan membumikannya/grounding. Kemudian lepas grounding dari gulungan motor dan sambungkan ke line (-) pada megohmmeter. Hubungkan terminal (+) ke grounding. Anda juga harus mengukur stator dengan cara yang sama.
SPOT READING TEST.
Lakukan tes ini hanya ketika suhu berliku di atas titik embun. Hubungkan megohmmeter untuk setiap satu isolasi gulungan yang melintang. Terapkan tegangan uji untuk periode tertentu (biasanya 60 detik). Kemudian catat nilai pembacaan alat uji. Gunakan durasi yang sama untuk semua tes yang dilakukan sebagai bahan perbandingan.
Pengukuran Spot bisa bermakna hanya apabila kita membandingkan hasil pengujian dengan grafik trend telah disimpan dikembangkan dari tes sebelumnya. Sebuah grafik trend menurun biasanya menunjukkan hilangnya resistansi isolasi yang disebabkan oleh kondisi yang tidak menguntungkan seperti kelembaban, akumulasi debu, dan penetrasi minyak. Sebuah penurunan tajam menunjukkan kegagalan isolasi.
DIELECTRIC ABSORPTION TEST.
Tes ini berfungsi untuk membandingkan karakteristik penyerapan dari isolasi yang masih bagus sampai pada bagian-bagian yang basah oleh kelembaban. Selama tes, menerapkan tegangan uji untuk periode yang diperpanjang, biasanya 10 menit. Ambil nilai pengukuran setiap 10 detik untuk menit pertama dan satu per-menit untuk sembilan menit berikutnya. Kemudian Anda dapat membuat grafik trend nilai resistansi isolasi dari waktu ke waktu.
Grafik Indeks Polarisasi (Ari Sulistiono)
Kemiringan kurva menunjukkan kondisi isolasi yang diuji. Isolasi yang baik akan menunjukkan peningkatan terus menerus dalam perlawanan, seperti yang ditunjukkan pada Kurva D dalam Gambar (kanan). Terkontaminasi, isolasi lembab, atau retak akan menghasilkan kurva yang mirip dengan Kurva E.
Indeks Polarisasi (PI) dapat kita cari dengan cara membagi nilai dari pembacaan 10-menit dengan pembacaan 1-menit. Indeks ini menunjukkan kemiringan kurva. Sebuah PI yang rendah biasanya menunjukkan kelembaban yang berlebihan dan adanya kontaminasi. Untuk motor besar atau pun generator, umumnya didapati nilai setinggi 10.
STEP VOLTAGE TEST.
Terapkan tegangan uji dua atau lebih dalam beberapa step. Rasio yang direkomendasikan untuk setiap stepnya adalah 1:5. Pada setiap step, tegangan uji diberikan untuk jangka waktu yang sama, umumnya 60 detik. Hal ini akan menciptakan sebuah tekanan listrik pada area isolasi yang retak/rapuh. Tegangan uji yang lebih besar ini dimaksudkan untuk dapat mengungkapkan terjadinya penuaan dan kerusakan pada isolasi internal yang meski terlihat relatif kering dan bersih dimana kerusakan isolasi tidak dapat terdeteksi oleh tegangan rendah ataupun nominal.
Bandingkan beberapa pengukuran yang diambil pada tingkat tegangan yang berbeda, kemudian cari dimanakah terjadinya pengurangan nilai resistansi isolasi yang berlebihan pada tingkat tegangan yang lebih tinggi. Isolasi yang kering, bersih, dan tidak rusak seharusnya memiliki nilai resistansi yang tetap/stabil meskipun tengah terjadi perubahan tingkat tegangan uji yang diberikan. Perlawanan nilai-nilai yang substansial menurun ketika diuji pada tingkat tegangan yang lebih tinggi menunjukkan kualitas isolasi yang mulai memburuk.
Banyak orang memilih untuk tidak melakukan tes ketahanan isolasi karena mereka takut pengujian ini akan malah merusak isolasi, namun pada hakikatnya hal ini tidak benar. Dengan pengujian motor secara rutin, kita akan mampu menganalisa dan mengoreksi kegagalan isolasi yang akan datang sebelum terjadinya kekacauan pada sistem produksi yang lebih parah.

Sunday, 29 May 2016

Proyek PLN Di Banjarmasin Terindikasi Korupsi

Proyek PLN Di Banjarmasin Terindikasi Korupsi


  • Proyek PLN Di Banjarmasin Terindikasi Korupsi

KBRN, Banjarmasin : Ada dugaan ketidak beresan dalam pengelolaan proyek pengadaan jasa pengoperasian jaringan, pasalnya dalam proses pengerjaan yang harusnya di lelang karena dana proyek mencapai miliaran rupian ini malah ditunjuk langsung tanpa lelang, makin mencengangkan lagi, kalau ternyata hal tersebut dilimpahkan proyeknya ke satu perusahaan dan itu itu saja, yakni PT Haleyora Powerindo, penetapan perusahaan tersebut sebagai pemegang proyek pun tak melalui proses lelang, melainkan penunjukan langsung.

Tidak hanya isapan jempol, bahkan dalam memainkan peran itu sudah dilakukan di beberapa wilayah semisal di jasa pengoperasian jaringan distribusi 1 meliputi zona Banjarmasin 10, Lambung Mangkurat, Ahmad Yani, hingga Marabahan PT. PLN (Persero) Area Banjarmasin menunjuk langsung PT. Haleyora Powerindo sebagai pelaksana proyek Rp. 39.780.797.182,-, namun tidak hanya di kawasan itu juga melainkan, dalam pengadaan jasa pengoperasi jaringan distribusi, PT PLN (Persero) WKST Area Barabai yang meliputi Zona 1 Rayon Binuang, Rantau dan Area Barabai juga diduga ada ketidakberesan lantaran dipermainkan.

PT PLN melakukan penunjukan langsung kepada PT Haleyora Powerindo untuk mengelola proyek dengan nilai proyek Rp 32.173.486.943, 99. Padahal pada 17 Februari 2014 ada pengumuman lelang pengadaan jasa pengoperasian jaringan distribusi zona 1 Rayon Binuang, Rantau dan Area Barabai dengan agenda undangan pengambilan dokumen.

Tapi yang mengejutkan, kenyataannya sejam kemudian panitia lelang mendadak merubah jadwal undangan hanya satu hari. Trik ini diduga dilakukan agar rekanan lain tak punya kesempatan mengikuti lelang. Hingga akhir PT Haleyora Powerindo ditunjuk langsung sebagai memegang proyek besar tersebut. Hingga kemudian kasus ini pun dilaporkan ke Kajaksaan Negeri (Kejari) Banjarmasin dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalsel. Namun sampai kemari, kasus tak kunjung diusut pihak kejaksaan.

Sementara itu pelapor yakni Maslian dalam kasus ini merasa kecewa dengan pihak kejaksaan,  ia pun mencurigai ada permainan pihak kejaksaan dengan PT PLN untuk tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.

" Faktanya perusahaan tersebut tidak tercantum dalam daftar anak perusahaan di website resmi PT PLN," ungkap Mahlian di Banjarmasin (13/5/20150)

Sementara itu, Asisten Manager Pelayanan Pelanggan PLN Banjarmasin Sigit Tri ketika dikonfirmasi wartawan pihaknya telah melakukan kesalahan dalam pembangunan proyek pengadaan jasa pengoperasi jaringan zona Banjarmasin 10, Lambung Mangkurat, Ahmad Yani, hingga Marabahan.

"Pemenang proyek tidak melalui proses lelang karena ada alasan yakni,  PT. Haleyora Powerindo merupakan anak cabang PT PLN," kata Sigit Tri

Apalagi sambung Sigit, proyek tersebut anggarannya murni dari PLN bukan sumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (ABPN), dan ia pun mengelak kalau semua proyek PLN melalui penunjukan langsung, proyek PLN juga ada melalui proses lelang. Contohnya pembangunan jaringan PLN di pedesaan, itu menggunakan proses lelang kok," terang dia.

Kunjungan anggota komisi VII ke gardu kayutangi

RESES: Anggota Komisi VII DPR RI H Indro Hananto (kanan) meninjau Gardu Induk Kayu Tangi (Tragi Bandarmasih). (foto istimewa)
Harian Umum Media Kalimantan,
ANGGOTA Komisi VII DPR RI H Indro Hananto meninjau Gardu Induk Kayu Tangi (Tragi Bandarmasih) di Handil Bhakti, Kaupaten Barito Kuala (Batola).
Peninjauan tersebut dalam rangka masa reses anggota legislatif. Pada kesempatan itu, Indro berharap agar Gardu Induk (GI) Kayu Tangi yang sudah beroperasi itu, terus menyuplai kebutuhan masyarakat.
Menurut anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI itu, GI berdasarkan fungsinya untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) menjadi tegangan sistem, karena output voltage yang dihasilkan kecil, dan harus disalurkan pada jarak yang jauh.
“Berdasarkan keterangan operator di GI Kayu Tangi, fungsinya adalah menaikkan tegangan sehingga bisa disalurkan pada jarak jauh,” tutur Indro Hananto.
Selain itu, katanya, GI juga bisa menurunkan tegangan dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan rendah atau tegangan distribusi. Bahkan juga bisa mengatur beban motor yang pada saat tertentu menjadi tegangan listrik.
Terkait kunjungannya ke GI Kayu Tangi, menurut Indro, juga meminta penjelasan apakah selama ini sudah maksimal menyalurkan atau mendistribusikan aliran listrik.
“Dengan keberadaan GI, tentunya berfungsi sebagai pengatur tegangan dan bisa memberikan pelayanan yang baik,” ujarnya.
Karena GI merupakan subsistem dari sistem penyaluran transmisi tenaga listrik, sehingga kata dia, GI mempunyai peran penting dalam pengoperasiannya.
“Oleh karena itu, pengoperasian GI juga tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran transmisi secara keseluruhan,” katanya.(amran)




Sumber Berita: www.teraskreasi.com


http://mediakalimantan.com/artikel-9633-tinjau-gardu-induk-kayu-tangi.html #ixzz4A6t9bVVI

Saturday, 28 May 2016

SLD ULIN

anomali 2015

LAPORAN ANOMALI PERALATAN PADA SERANDANG 

  • GARDU INDUK ULIN.
  • GARDU INDUK TRISAKTI 70.
  • GARDU INDUK TRISAKTI 150.
  • GARDU INDUK SEBAR.
  • GARDU INDUK KAYUTANGI.
  • GARDU INDUK SELAT.

Friday, 27 May 2016

Setting Relay

<<< Kembali

Setting Relay

Single Line Diagram Ulin

<<< Kembali 

SINGLE DIAGRAM GARDU INDUK ULIN

Gardu Induk Ulin profile

Wednesday, 25 May 2016

PEDOMAN PEMELIHARAAN REVISI SKD 113 DAN 114

PEDOMAN PEMELIHARAAN INSTRUMENT BERDASARKAN SKD 520 DAN MEREVISI SEBAGIAN BESAR PEDOMAN PEMELHARAAN INSTRUMENT  BERDASARKAN SKD 113 DAN 114





01. Buku Pedoman Trafo Tenaga 
02. Buku Pedoman Trafo Arus
03. Buku Pedoman Trafo Tegangan
04. Buku Pedoman Kapasitor
05. Buku Pedoman Reaktor
06. Buku Pedoman Kompensasi Daya Reaktif Statik
07. Buku Pedoman Pemutus Tenaga
08. Buku Pedoman Pemisah
09. Buku Pedoman Kompresor
10. Buku Pedoman SUTT SUTET 
11. Buku Pedoman SKTT SKLT 
12. Buku Pedoman Lightning Arrester
13. Buku Pedoman Serandang & Pentanahan GI
14. Buku Pedoman GIS 
15. Buku Pedoman Proteksi & Kontrol Penghantar
16. Buku Pedoman Proteksi & Kontrol Trafo
17. Buku Pedoman Proteksi & Kontrol Busbar
18. Buku Pedoman Peralatan Perekam
19. Buku Pedoman Sistem Suplai ACDC
20. Buku Pedoman Master Station SCADA
21. Buku Pedoman Telekomunikasi
22. Buku Pedoman Meter Transaksi
23. Buku Pedoman Manajemen ROW SUTT-SUTET



 

Perbaikan Packing Trafo